WAWASAN KEISLAMAN “Gerakan Pemuda Islam, Dahulu & Sekarang”




WAWASAN KEISLAMAN :
“Gerakan Pemuda Islam, Dahulu & Sekarang”
Oleh :  Ainul Yaqin, S.Ag
(Dosen Fakultas Agama Islam UNIM)

            Fenomena perkambangan Islam dewasa ini ditandai dengan bangkitnya gerakan pemuda Islam yang berusaha mensyiarkan Islam tidak sekadar bermodalkan semangat, ungkapan verbal, dan slogan., melainkan kebangkitan yang benar-benar didasarkan pada komitmen terhadap Islam dan adab-adabnya, bahkan sunnah-sunnahnya. Para pemuda mukmin berusaha menghidupkan kembali sunnah-sunnah dan adab-adab Islam dikalangan lapisan terpelajar dan orang-orang yang hanya sedikit mempunyai perhatian terhadap agama.
            Di berbagai perguruan tinggi menjamur berbagai kelompok halaqah dan harakah dengan bersemangat mereka membangun masjid-masjid dan  mengumandangkanazan. Pemakaian jilbab, bahkan cadar, dikalangan Akhwat (wanita muslim) semakin meluas. Buku-buku dan berbagai literature keislaman dipublikasikan secara luas. Generasi Rabbani yang berkomitmen terhadap Islam tampil dengan ghirahI membara. Gerakan inilah yang secara nyata merupakan fenomena paling besar dan strategis di dunia Islam dewasa ini.

Sejarah Pergerakan Pemuda Islam
            Sebagaimana dmaklumi bahaw Islam hadir sebagai pembawa “Rahmatan lil alamin, untuk membawa kedamaian dan keadilan di muka bumi. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk memberantas kesyirikan , kedlaliman dank ke-jahiliaan. Tuga-tugas tersebut merupakankewajiban setiap orang termasuk para pemuda muslim. Sebagai motivasi bagi para pemuda, Al-qur’an memberikan gambaran tentang perjuangan mensyiarkan ajaran tauhid yang dilakukan para pemuda Askhabul Kahfi. Ashabul Kahfi adalah pemuda-pemuda beriman kokoh. Jumlahnya sekitar tujuh orang sehingga terkenal juga dengan “Aulia Tujuh” pada zaman dahulu kala, jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir dan dibangkit menjadi Rasul.
            Mereka adalah para pemuda yang diberi petunjuk oleh Allah dan diilhami keimanan yang kuat. Sehingga mereka mengenal Allah dengan sempurna dan menentang kepercayaan syirik yang diimani kaumnya. Mereka mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah akidah disertai denganh perasan takut akan kekejaman dan kekerasan kaumnya, sehingga mereka berlindung ke gua, lalu Allah SWt memudahkan urusan mereka, melapangkan lubang gua serta menempatkan pintunya disebelah utara, sehingga tidak terkena sinar matahari, baik ketika terbit mauapaun saat terbenam. Mereka tertidur dalam gua dibawah penjagaan serta perlindungan Allah SWT selama tiga ratus sembilan tahun. Allah SWT telah melindungi mereka dari rasa takut, karena posisi mereka (gua) berdekatan dengan kota kaum mereka.
            Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi mereka dalam gua tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya, artinya, “Dan kamu mengira mereka itu bangaun padahal mereka tidur; dan “Kami balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri” (Al-Kahfi: 18), supaya bumi tidak membusukkan tubuh mereka.
            Kemudian Allah SWT membangunkan mereka setelah tertidur dalam jangka waktu lama itu, “ supaya mereka saling bertanya diantara mereka sendiri.” (Al-Kahfi: 19). Akhirnya mereka menemukan jawaban yang sesungguhnya, sebagaiamana hal tersebut ditegaskan oleh Allah SWT didalam firman-Nya, artinya; “Berkatalah  salah seorang diantara mereka : “Sudah berapa lamakah kamu berada (disini). “Mereka menjawab, “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari. “Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (disini). Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi kekota dengan membawa uang  perakmu ini. “(Al-Kahfi: 19).
            Perjuangan pemuda Islam dapat kita lacak mulai dari masa perumbuhan Islam yang melibatkan para sahabat muda seperti Ustman bn Affan, Ali bin Abu Thalib dan sahabat lainnya. Mereka memiliki kegigihan dalam mempertahankan aqidah Islam. Keberhasilan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam tidak terlepas peran mereka yang cukup signifikan. Bahkan perjuangan memebangun peradapan Islam sehingga mencapai puncak kejayaannya tidak lepas dari kontribusi ilmuwan muda Islam yang melahirkan karya-karya besarnya seperti Ibnu Sina, Ibnu Ruyd, Al-Ghazali dan lain-lain.
            Diera modern, kita mengenal dakwah Islam yang dilakukan oleh para pemuda yang tergabung dalam kelompok Ikhwanul Muslimin. Al-Ikhwan Al-Muslimun adalah salah sebuah gerakan Islam terbesar di zaman modern ini yang menyeru kembali kepada Islam sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah serta mengajak kepada penerapan Syari’at Islam dalam kehidupan nyata. Gerakan ini telah mampu membendung arus sekulerisasi diduania Arab dan Islam.
            Gerakan Ikhwanul Muslimin yang terkadang bersebrangan dengan penguasa telah menyebabkan sebagian anggotan6ya harus mengorbankan nyawanya termasuk tokoh pendiri Ikhwanul Muslimin, Hsan Al-Banna dan juga tokoh pemikirnya Sayyid Qutub. Bahkan pemerintah Mesir telah menghukum mati 6 anggota Ikhwan yang lain di antaranya Abdulqadir Audah, Muhammad Farghali, Yusuf Thal’at, Handawi Duwair, Ibrahim Tahyyib, dan Muhammad Abdulathif.
            Di Indonesia Gerakan pemuda Islam menemukan momentumnya ketika terjadi pemberontakan G 30 S PKI yang dianggap merupakan yang dianggap merupakan partai anti agama. Para pemuda Islam yang tergabung diberbagai kesatuan seperti Ansor, Pemuda Muhammadiyah, KAMI, dan kelompok lainnya melancarkan berbagai aksi dalam rangka menumbangakan kekuasaan yang telah dianggap menyimpang dari konstitusi. Pergerakan pemuda Islam tersebut turut membendung arus Komunisme di Indonesia.

Tipologi Gerakan Pemuda Islam Indonesia
            Fenomena pergerakan Islam kontemporer di Indonesia dimulai pada periode tahun ’70-an yang memberi warna bagi hadirnya pergerakan Islam Indonesia Kontemporer. Salah satu yang menarik adalah fenomena gerakan dakwah kampus di Indonesia. Beberapa hal telah mempengaruhi munculnya gerakan dakwah kampus ini, antara lain peristiwa revolusi Iran tahun 1979 dan sejumlah pemikiran yang bersumber dari buku-buku pemikir Timur Tengah yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pada waktu itu. Beberapa pemikiran yang dimaksud seperti pemikiran Sayyid Qutub (Tokoh Ikhwanul Muslimin-Mesir). Fazlur Rahman (Neo-Modernis Pakistan) dan Ali Shariati (Idiolog Revolusi Islam Iran). Meskipun kemudian diyakini bahwa gerakan dakwah kampus yang dimotori oleh Masjid Slaman ITB ini dalam program-program training-nya sepenuhnya meniru gaya gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang dibentuk Hasan Albana.
            Factor kondisi social politik Indonesia pada periode itu (peristiwa Malari 1974 dan gerakan protes mahasiswa menolak Soeharto pada tahun 1978). Misallnya represifnya Orde Baru membelenggu kebebasan mahasiswa dengan kebijakan NKK/BKK pasca Malari 1974, kebijakan fusi partai politik pada 1973 agar Orde Baru mudah mengendalikan partai, kebijakan azas tunggal, dan lima paket undang-undang politik yang dirancang secara sistematis oleh rezim Orde Baru untuk mematikan gerakan kritis mahasiswa pada 1985 turut mempengaruhi hadirnya gerakan tersebut. Pada masa ini, organisasi-organisasi mahasiswa yang berhaluan Islam seperti HMI, PMII, dan IMM telah eksis dan mewarnai perpolitikan nasional.
            Pada perjalanannya gerakan dakwah kampus yang dimotori komunitas Masjid Salman ITB kemudian menjadi embrio bagi lahirnya KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Gerakan dakwah ini meskipun menerima nilai-nilai modern (demokrasi, hak asasi manusia dll) tetapi cara memahaminya berbeda dengan perspektif Barat. Gerakan dakwah kampus (dengan representasi PKS) masih sulit melepaskan diri dari identitas kelompok militant dengan merujuk manifesto politik PKS yang menekankan konsep Khalifah di bumi, meskipun analisis terhadap konsep khalifah tidak dilakukannya secara mendalam.
            Model lain dari gerakan dakwah kampus ini adala fenomena Islamic Left dikalangan muda Islam kampus. Islamic Left  di kampus ini tumbuh dari latar belakang pesantren yang berlatar tradisi Nahdlatul Ulama (NU). Gelombang masuknya alumni pesantren ke IAIN pada periode antara tahun 1979 hingga 1989 yang mengalami perkembangan signifikan juga memberi warna khas bagi lahirnya gerakan muda Islam di kampus yang cenderung masuk dalam kategori Islamic Left. Kecenderungan itu terlihat dari kajian-kajian yang dilakukannya dari diskusi soal Marx, Gramsci, Foucault, hasan Hanafi, Muhammaed Arkoun, maupun pemikiran-pemikiran lainnya. Salah satu wakil dari kelompok ini adalah LKiS (lembaga Kajian Islam dan Sosial) yang dimotori para aktifis muda Islam IAIN Jogyakarta era tahun 1990-an. Sebuah lembaga yang dinilainya cenderung Islamic Left dan aktif menularkan diskusi-diskusi Islam Transformatif dan toleran, termasuk toleran terhdap budaya local. LKiS juga terkenal dengan penerbitan buku-buku sejenis Islamic Left dan aktif melakukan training-training social.
            Dua penggambaran model dakwa kampus inilah yang mewarnai pergerakan pemuda Islam di Indonesia. Tetapi pada akhirnya tidaklah tepat jika melihat Pergerakan Islam Kontemporer di Indonesia hanya dilihat secara dikotomis antara Islam Radikal dengan islam Moderat. Sebab memang Pergerakan Islam diIndonesia spektrumnya amat beragam dan ini potensi besar bagi bangkitnya model pergerakan Islam yang makin matang dan menarik di Indonesia.

            Faktor-faktor Kebangkitan Yang Perlu Dikritisi
            Kebangkita Islam di kalangan para pemuda disamping memiliki mempunyai kelebihan dan keseriusan tetapi terdapat pula beberapa kelemahan yang perlu dikritisi. Menurut Yusuf al Qardlawi, beberapa catatan (kritik membangun) yang perlu dikemukakan terhadap beberapa hal yang menjadi cirri gerakan ini, yaitu:
1.    Kedangkalan studi Islam dan syariatnya.
2.    Tidak mengakui kebenaran pendapat orang lain.
3.    Sibuk mempersoalkan masalah-masalah kecil dan melupakan masalah-masalah besar.
4.    berdebat dengan pendekatan kasar
5.    cenderung memberatkan diri dan mempersulit persoalan.
Dengan catatan-catatan tersebut mungkin dapat menjadi pekerjaan rumah bagi pemuda Islam untuk menggali lebih dalam khazanah ke-Islaman yang dapat mendorong terwujudnya baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.*


Comments

Popular Posts